“Karena Begitu besar Kasih Allah akan dunia ini, sehingga IA mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya barang siapa yang percaya pada Dia tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3 16)
Jikalau hari ini ada orang bertanya kepada kita, begitu gampangkah kita diselamatkan oleh Tuhan Yesus, hanya dengan percaya kepada-Nya saja! Sudah cukupkah itu? Maka jawaban kita yang paling tegas itu adalah, “Ya”? Tetapi permisi tanya lagi mengapa bisa segampang itu? Jawabannya adalah, karena yang sulitnya sudah dikerjakan oleh Tuhan Yesus melalui kematian-Nya di atas Kayu salib di bukit Golgota.
Terlepas dari perdebatan dan protes orang-orang Yahudi terhadap filmnya Mel Gibson, “The Passion Of The Christ, kemudian dilanjutkan dengan perdebatan-perdebatan para hamba Tuhan baik di Indonesia maupun yang di luar negeri, baik yang sudah ataupun yang belum menonton film tersebut. Penderitaan Tuhan Yesus adalah fakta sejarah yang tidak dapat kita pungkiri dan ALkitab kita tidak pernah menyembunyikan hal ini.
Bagi orang-orang yang sudah mengalami kasih Kristus itu ia boleh merasakan bahwa sesungguhnya penderitaan Yesus Kristus itu sangat berarti dalam hidupnya, namun bagi mereka yang belum mengalamai Kasih Kristus itu, mungkin ia akan mencemoohnya dengan mengatakan “ mengapa Tuhan Yesus begitu “bodoh”, harus dibantai habis-habisan dan disalibkan?? Pertanyaan ini akan terjawab, apabila orang tersebut mau mengakui bahwa sesungguhnya ia adaalh manusia yang berdosa juga, yang pantas mendapat hukuman , namun karena Tuhan kita Kasih dan Adil, IA mengutus Anak-Nya satu-satunya , menggntikan kita untuk menerima hukuman itu, sehingga sekarang yang dihukum adalah Tuhan Yesus, sedangkan manusia yang percaya bebas dari hukuman tersebut.
Timbul pertanyaan sekarang, bagaimana kita menjelaskan kepada orang lain bahwa kematian Tuhan Yesus suatu yang tidak sia-sia? Lalu kalau memang bermakna, maka apa maknanya? Hari ini kita akan melihat tiga makna Penderitaan Tuhan Yesus bagi kita:
I. PENDERITAAN TUHAN YESUS MEMBEBASKAN MANUSIASejak Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, maka semua manusia di dunia ini sudah tercemar oleh dosa. Hubungan manusia dengan Alllah terputus, manusia diikat oleh kuasa dosa, dan siap-siap menghadapi hukuman dari Allah. Rasul Paulus mengatakan “ Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” Namun Allah itu mengasihi umat manusia, bagaimanapun keadaannya, manusia adalah ciptaan-Nya. Bagaimanapun keadaan manusia, manusia itu ciptaan-Nya. Ia seperti seorang bapa yang mengasihi anak-anaknya, walaupun anaknya itu kadang kala jahat sekali. Itulah sebabnya Allah merancang suatau karya besar yakni jalan keselamatan bagi umat manusia.
Yohanes 3 :16 mencatat bahwa “Karena begitu besar kasih Allah, maka IA mengaruniakan AnakNya yang Tunggal” . Rancangan Alalh yang terbesar ini adalah IA mengirim Anak-Nya, sebagai manusia seutuhnya dan juga Tuhan seutuhnya yakni Yesus sebagai penyelamat manusia. Dan Yesus yang dikirim itu harus mati di atas kayu salib untuk menggantikan kita, sehingga kita yang seharusnya menjalankan hukuman itu, saat ini tidak lagi.
Memang tidak gampang menggantikan umat manusia itu, Yesus berhadapan dengan kayu salib. Biasanya orang yang hendak disalibkan itu terlebih dahulu disiksa dengan cambuk. Korban ditelanjangi, tangannya diikat ke belakang, lalu ia diikat lagi pada suatu tonggak dengan punggungnya dibungkukkan sehingga terbuka terhadap cambuk. Nah, cambuk itu sendiri adalah suatu tali yang terbuat dari kulit yang panjang, yang ditaburi dengan potongan-potongan tulang dan butiran-butiran timah yang sangat runcing, and bentuknya tidak merata. Pemcambukan seperti itu dilakukan terlebih dahulu sebelum orang tersebut disalib, sehingga menjadikan tubuh orang tersebut seperti dikuliti dan berupa cabikan-cabikan daging mentah, dan bilur-bilur yang meradang dan berdarah. Ada orang yang tidak kuat terhadap keadan ini akan mati sebelum disalibkan, biasanya sedikit orang yang sadar sehabis pencambukan itu.
Di Malaysia atau negara lain kalau seseorang dicambuk dengan cambuk yang biasa saja, maka itu sudah merupakan penderitaan dan penyiksaan yang hebat. Apalagi kalau seseorang dicambuk dengan cambuk Romawi. Pada saat cambuk itu dicambukkan ke punggung yang sudah ditelanjangi, maka benda-benda tajam yang ada pada cambuk itu menancap di punggung dan menggoresnya, mengirisnya; itu baru cambukkan yang pertama. Pada saat cambukan yang kedua diberikan, maka bisa saja benda-benda tajam pada cambuk itu menancap persis pada bagian yang sudah terluka atau teriris oleh cambukkan pertama tadi. Tentu ini juga memperdalam luka. Demikian seterusnya sampai pada punggung yang dicambuki itu secara hurufiah hancur luluh, menjadi seperti pita-pita, seperti bubur, dan organ tubuh bagian dalam terlihat jelas. Belum lagi ada tambahan secara khusus di kepala Tuhan Yesus dipasangi sebuah mahkota berduri, walaupun tujuannya hanya untuk mengejek, namun karena ada durinya, tentu cukup menyakitkan. Satu-satunya yang enak bagi orang yang dicambuk seperti itu adalah keadaan ini dapat mempercepat kematiannya.
Inilah sekilas awal persiapan seseorang itu disalibkan. Bukan hanya itu, orang yang akan disalibkan itu juga dipaksa membawa kayu salibnya sendiri menuju ke atas gunung (menurut tradisi yang dipikul itu bukan seluruh salib, tetapi bagian horizontalnya, namun yang itu saja sudah cukup berat, karena tubuh Yesus sudah lemah IA tidak sanggup memikul salib tersebut, maka Simon dari Kirene menggantikanNya). Dan sesudah sampai ke atas gunung, biasanya orang tersebut dibaringkan, kedua tangannya di paku, dan juga kakinya.
Sesudah itu salib tersebut diberdirikan, sesuai dengan gravitasi bumi, maka tubuh orang itu akan terdorong ke bawah. Pada saat berat tubuh orang tersebut menekan ke bawah, maka lubang tempat cantolan paku baik di tangan dan kaki akan semakin mengoyak dan melebar, pada saat itulah kesakitan akan sangat terasa. Dan itu akan berlangsung terus-menerus, karena memang proses menuju ke meninggal sangat lambat. Sementara orang yang disalibkan, pacu jantungnya berjalan sangat cepat, hal tersebut membuat orang yang disalibkan itu bergerak badannya, tentu sangat mempengaruhi kesakitannya.
Untuk mempercepat orang tersebut mati, maka kakinya dipatahkan, sehingga tubuhnya tertarik secara keseluruhan ke bawah. Pada saat penyaliban Tuhan Yesus, kaki Tuhan Yesus memang tidak sempat dipatahkan, karena pada saat itu IA sudah mati terlebih dahulu. Sehingga hal itu tidak dipercayai oleh para pengawal, sehingga mereka harus menusuk tombak ke perut-Nya, untuk membuktikan bahwa Yesus itu benar-benar sudah mati. Ketika kita mencoba mengingat kembali peristiwa pengorbanan Tuhan Yesus bagi kita, terutama penderitaanNya, kita patut sekali berterimaksih. Karena tidak ada pengorbanan yang lebih besar lagi selain pengorbanan Tuhan Yesus Kristus itu.
Tatkala seorang gadis yang bernama Francis Ridley Havergal melihat sebuah gambar Yesus tersalib dengan kata-kata dibawahnya : “:Aku melakukan hal ini untukmu, apa yang kau perbuat bagi-Ku?” Maka segera ia menulis sebuah sajak, tetapi ia tidak puas dengan sajaknya dan dilemparkan di dalam perapian. Ternyata kertas sajak itu tidak terbakar! Kemudian atas anjuran ayahnya, ia menerbitkan saja itu dan menyanyikannya. Lagu buku Kidung Puji-Pujian Kristen terbitan SAAT, Malang, nomer 399, syairnya sebagai berikut:
“Nyawa Ku dibrikan, darah Ku tercurah, Kau dapat tebusan, dari mati bagkitlah. Nyawa Ku brikan bagimu, apa Kau bri pada Ku?”
Penderitaan Tuhan Yesus ini dari sudut pandangan manusia adalah suatu yang kejam, namun dari sudut Allah, IA menyerahkan nyawa untuk menusia. Ia membebaskan manusia. Bagi anda yang sudah percaya pada Tuhan Yesus, anda sudah bebas, nah kalau sudah bebas janganlah mengikat diri lagi kepada kuasa-kuasa lain. Kadang kita begitu terikat dengan uang, sehingga gara-gara uang kita tinggalkan Tuhan, kita begitu terikat dengan pacar, gara-gara pacar Tuhan ditinggalkan, kita begitu terikat dengan teman-teman, gara-gara teman-teman, Tuhan juga ditringgalkan. Kita begitu terikat dengan masalah hidup kita, gara-gara masalah hidup Tuhan ditinggalkan. Kita terikat dengan sakit yang kita derita, gara-gara itu semua Tuhan ditinggalkan. Ingat Tuhan sudah melepaskan kita dari ikatan itu.
II. PENDERITAAN TUHAN YESUS MEMBERIKAN HARAPAN BARUMemang pada saat manusia sudah jatuh ke dalam dosa, maka harapan untuk perubahan sudah tidak ada lagi. Manusia seperti berjalan sendiri, tanpa arah yang bermakna, bahkan selangkah demi selangkah menuju kepada maut. Namun Allah kita adalah Allah yang maha Kasih, IA tidak mau umat ciptaan-Nya binasa. Satu-satunya jalan adalah mengutus Anaknya datang ke dunia ini, untuk menggantikan kita. Pengorbanan dan penderitaan yang dialami Tuhan Yesus itu tidak sia-sia, malahan telah membuka pengharapan baru. Inilah yang biasa kita sebut dengan Anugerah. Anugerah adalah sesuatu yang tidak layak kita dapatkan, namun diberikan begitu saja kepada kita. Orang Malaysia bilang diberikan “percuma” kepada manusia, artinya Gratis. Mengapa harus gratis, karena manusia tidak sanggup membelinya dengan uang. Dan satu-satunya yang gratis ini bukan sesuatu yang dianggap remeh. Modal manusia hanya percaya!! Mengapa hanya percaya? Sepertinya gampang sekali??
Seorang hamba Tuhan pernah meberitakan Injil kepada seorang pekerja tambang. Tatkala pekerja tambang itu mendengar bahwa untuk bisa diselamatkan ia hanya perlu percaya kepada Tuhan Yesus, maka ia berkata “Hanya percaya pada Tuhan Yesus saja, dapat keselamatan itu? Kenapa gampang sekali? Lalu sang hamba Tuhan bertanya kepadanya, dimana kamu bekerja? Pekerja tambang itu menjawab, puluhan atau bahkan ratusan meter di bawah permukaan tanah. Hamba Tuhan itu bertanya lagi “Wah, tentu sukar sekali bagi kamu untuk turun ke bawah, lalau naik lagi ke atas”. Pekerja itu menjawab “ Oh tidak, sama sekali tidak sukar, karena perusahaan saya memasang lift, dan saya hanya tinggal masuk ke lift itu, pencet tombolnya, dan say bisa dengan leluasa naik dan turun” Lalu hamba Tuhan itu berkata, sama seperti perusahaanmu sudah bersusah payah memasang lift tersebut, sekarang ini anda tinggal menikmati yang gampangnya, demikian juga Tuhan Yesus Kristus kita yang sudah bersusah payah menderita dan mati di kayu salib untuk menyediakan keselamatan bagimu, sekarang kamu tiggal gampangnya. Kamu hanya perlu masuk ke dalam Yesus, percaya kepda Yesus dan Yesus mengangkat kamu ke surga!! Ini suatu pengharapan baru yang diberikan TUhan Yesus buat setiap orang yang percya.
Harapan Baru itu tidak sulit kita dapatkan, hanya kalau dari dan hati kita mau merendah dan percya kepadaNya, dan menerima DIa sepenuhnya di dalam hidup kita sudah cukup. Ini dasar yang paling penting dari awal kehidupan orang percaya. Baptisan tidak dapat menyelamatkan kita, yang dapat menyelamatkan kita hanya percaya pada DIa sebagai Juruselamat kita. Perhatikan bahwa, tatkala Tuhan YEsus disalibkan, ada dua orang penjahat yang turut disalibkan. Yang satu mengenyek Tuhan Yesus, namun yang satu lagi tidak, bahkan ia menaruh harapan sepenuhnya pada Tuhan Yesus. Alkitab mencatat , bahwa Tuhan Yesus katakan pada orang tersebut, bahawa hari ini juga engaku berada di Taman Firdaus.
III. PENDERITAN TUHAN YESUS MEMBAWA KEMENANGANMengapa saya katakan penderitaan Tuhan Yesus membawa kemenangan? Bukankah Tuhan Yesus benar-benar sudah mati? Lalu bagaimana dikatakan itu sebagai suatu kemenangan? Bagi mereka yang tidak percaya pada Tuhan Yesus, kematian ini saja sudah merupakan kekalahan besar. Yesus seakan-akan tidak berbuat apa-apa, hanya pasrah menyerahakan diri untuk dibantai habis-habisan. Sampai ada ada salah seorang anggota gereja yang mengatakan, dia tidak mau menonton film The Passion Of The Christ, dia sedih karena di dalam film itu Yesus dibantai terus tak ada daya untuk membalas. Mari ingat, Yesus bukan tidak berdaya untuk membalas, tetapi Yesus tidak mau membalas. Jadi di sini letak perbedaannya, Yesus tidak mau membalas, karena IA mau taat melaksanakan karya keselamatan ini. Justru dengan ketaatan ini, maka kita sebut sebagai suatu kemenangan. Karena Yeus yang disalibkan itu saat ini sudah bangkit dan naik ke Surga. Dan di sana IA sedang mempersiapkan tempat untuk meyambut kedatangan umatNya yang percaya kepadaNya.
Di atas kayu salib kita masih mendengar Tuhan Yesus mengucapkan tujuh perkataan yang terakhir. Walaupun sesunguh pada saat itu Yesus meras pedih,sakit,capek dan sebagainya, namun IA tidak pernah menaruh benci apalagi dendam kepada merak yang meyalibkan Dia. Bahkan IA mengatakan “Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat?:” Suatu pengampunan yang luar biasa dari Tuhan kita. Padahal yang meyalibkan Dia ada di depan mata. Inilah ciri khas kemenangan Tuhan Yesus.
Selain mengampuni orang yang menyalibkan Dia, Tuhan Yesus juga mengucapkan sebuah kata yang sangat terkenal yakni Tetelestai. Kata “Tetelestai” ini diterjemahkan dengan “Sudah Genap” atau “Sudah Selesai”. Sudah selesai di sini bukan maksud Tuhan Yesus sudah tidak ada pengharapan lagi atau sudah musnah yang diharapkan? Bukan juga berarti penderitaan atau kesakitannya sudah selesai atau berhenti, tetapi pengertian sudah selesai di sini berarti apa yang ditugaskan Allah Bapa kepada Tuhan Yesus ke dalam dunia ini sudah di jalankan dengan baik dan sudah beres. Manusia yang pada pada hakikatnya berdosa itu , asal percaya kepada-Nya, maka mereka akan mendapatkan hidup yang kekal. Ini sutu janji dari Tuhan Yesus sendiri.
Yang menjadi masalah saat ini adalah, tugas Tuhan Yesus datang ke dunia ini saat ini sudah selesai, namun tugas yang diberikan pada kita masih ada. Selama kehidupan masih ada, maka tugas panggilan yang diberikan kepada kita masih berlaku. Perintah Tuhan kepada kita yakni memperkenalkan berita keselamatan ini kepada orang lain juga. Itu sebanya ia memberikan perintah kepoada kitya semua yakni “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku- perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” Namun apakah kita dapat melaksanakan perintah itu? Sebelum TUhan Yeus naik ke SUrga, ada satu jaminan yang diberikan kepada kita, yakni Roh Kudus yang selalu menolong kita bahkan memberikan kuasa kepada kita. Lihat Kisah 1: 8 “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar