Senin, 05 November 2012

6 Kunci Sukses ala Pendiri Facebook

Mark Zuckerberg membawa perubahan komunikasi dunia setelah mendirikan Facebook pada tahun 2004. Facebook tak hanya mengubah cara orang berkomunikasi tetapi juga membuat pendirinya menjadi Miliyader. Apa rahasia kunci sukses sang pendiri Facebook?


1. Mimpi

Facebook didirikan bukan secara tidak sengaja. Zuckerberg merancangnya mulai dari mimpi untuk berani menjadikan menjadi nyata. "Kami membangun sesuatu yang kami pikir bagus. Kami ingin membantu orang berbagi foto, video, dan berkomunikasi online jarak jauh."


2. Berpikir Besar

Meski awalnya "proyek" kampus, Zuckerberg, berpikir bahwa dengan Facebook cara berkomunikasi orang akan lebih mudah. "Dengan memberi orang kekuatan untuk berbagi, kami membuat dunia lebih transparan," ujarnya.


3. Mulai dari Hal Kecil

Beruntunglah di zaman teknologi informasi ini karena suatu usaha bisa dimulai dari ukuran kecil tanpa kehilangan gema besarnya. Tak perlu menunggu modal besar untuk memulainya. 

Bisnis sukses seperti yang dilakukan Bill Gates (Microsoft) dan Steve Jobs (Apple) dimulainya juga dari kecil (garasi rumah). Begitu juga dengan Mark Zuckerberg yang mulai membangun Facebook dari kamarnya yang kecil.


4. Optimis

Memulai bisnis tentu bukan hal yang mudah. Namun bekal pengetahuan dan kemampuan bisa mempermudahnya. yakinlah pada kemampuan diri sendiri menjadi modal kita. 

"Saya memulai belajar website ketika masih 19 tahun. Saya awam tak tahu apa-apa soal bisnis. Tetapi kunci simpelnya adalah, jika kita memulainya dari sesuatu yang lebih mudah, kita pasti bisa membuat suatu progress (kemajuan) menjadi lebih mudah," katanya. 

Jadi mulailah dari hal yang paling mudah, jangan tinggal diam.


5. Tekun dan Fokus

Fokuslah pada impian kita dan tekunlah mengerjakannya. Jangan mudah menyerah karena tak ada sukses yang didapat dengan Instan, termasuk juga yang dialami Zuckerberg dalam membangun Facebook. 

"Orang berpikir bahwa kami membangunnya seperti fiksi. Padahal kami harus bekerja keras untuk membangun Facebook kami membutuhkan waktu selama 6 Tahun."


6. Jangan Mudah Menyerah

Zuckerberg memulai Facebook dengan impian website itu akan menjadi social media dunia. Padahal saat itu sudah ada raksasa yang menguasai dunia Internet yaitu Google. Namun selalu ada jalan harapan untuk para petarung sejati, model baru, atau peluang baru yang belum digarap pihak lain.

Karena itu tak perlu takut memulai hal yang baru dan bersaing menghadapi raksasa. Selama kita yakin apa yang dilakukan adalah sesuatu hal baru dan potensial menjadi raksasa, tak perlu takut memulainya.

Keberanian adalah modal utama orang-orang sukses. Buktinya, meski sudah ada raksasa, Facebook tumbuh menjadi raksasa baru.
sumber: 
http://www.apakabardunia.com/2012/09/6-kunci-sukses-ala-pendiri-facebook.html

Beginilah Cara Belajar 4 Ilmuwan yang Paling Terkenal di Dunia

Menjadi kreatif di zaman modern saat ini sudah menjadi sebuah kewajiban. Suatu negara tentu akan menghadapi banyak masalah jika negara tersebut kurang memberdayakan sumber daya manusianya untuk bisa menjadi kreatif. 

Menjadi kreatif itu luas maknanya. Kreatif dalam berkarya, kreatif dalam berpikir bahkan berkreatif dalam menyelesaikan masalah.

Dalam belajar sains atau IPA, guru dan siswa seharusnya perlu mengenal latar belakang dari ilmuwan dan bagaimana mereka bisa menciptakan konsep ilmu atau suatu rumus. 

Dalam realita bahwa umumnya guru dan siswa juga mengenal konsep dan rumus dan proses pembelajaran kerap kali bercorak membahas rumus dan soal-soal saja. 

Sangat tepat rasanya kalau guru dan siswa juga mengenal proses kreatif para ilmuwan (seperti Albert Einstein, Thomas Alfa Edison, Isaac Newton, Charles Darwin dan lain-lain) dalam menemukan suatu fenomena lewat membaca buku biografi mereka. 


1. Albert Einstein


Cara berbicaranya pada masa kecil tidak begitu menarik. Kemampuan berbahasa atau berbicaranya sangat lambat. Melihat kondisi itu orang tuanya sangat prihatin sehingga ia berkonsultasi dengan dokter. 

Karena kemampuan berbicaranya yang lambat membuatnya pernah gagal di sekolah dan kepala sekolah menyarankan agar ia keluar dari sekolah. Tentu saja ia memberontak kepada sekolah yang mengusirnya dan menganggapnya sebagai anak yang sangat bodoh.

Pada masa kecil, Einstein adalah anak yang baik dan ia punya karakter suka menolong, karakter ini membuatnya makin cerdas. Kemampuan berbahasanya memang lebih rendah dibandingkan kemampuan numerika atau matematika. 

Ia tidak pernah gagal dalam mata pelajaran matematika. Sebelum ia berumur lima belas tahun ia telah menguasai kalkulus diferensial dan integral yang dipelajarinya secara otodidak. 

Saat di sekolah dasar, dia berada di atas kemampuan rata-rata kelas, namun ia memiliki kegemaran untuk memecahkan masalah rumit dalam aritmatika terapan. 

Orang tuanya ikut mendukung minat Einstein dalam matematika. Ia membelikan buku-buku teks sehingga ia bisa menguasai pelajaran angka-angka selama liburan musim panas. 


2. Thomas Alfa Edison

Thomas_Alva_Edison.jpg

Ia belajar bagaimana cara menemukan lampu. Sebelum lampu pertamanya menyala ia melakukan 5.000 eksperimen yang selalu berakhir dengan kegagalan. Namun cara berpikir yang dimiliki oleh Thomas Alfa Edison sangatlah positif dan tahan banting, ini membawanya kepada kreativitas tingkat tinggi. 


3. Isaac Newton


Lahir di Woolsthorpe-Lincolnshire, Inggris. Ia adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiwan, dan teolog yang berasal dari Inggris.

Ayahnya yang juga bernama Isaac Newton meninggal tiga bulan sebelum kelahiran Newton. Newton dilahirkan secara prematur. Ketika Newton berumur tiga tahun, ibunya menikah kembali dan meninggalkan Newton di bawah asuhan neneknya.

Newton memulai sekolah saat tinggal bersama neneknya di desa dan kemudian dikirimkan ke sekolah bahasa di daerah Grantham dimana dia akhirnya menjadi anak terpandai di sekolahnya. 

Saat bersekolah di Grantham dia tinggal di kost milik apoteker lokal (William Clarke). Sebelum meneruskan kuliah di Universitas Cambridge (usia 19), Newton sempat menjalin kasih dengan adik angkat William Clarke, Anne Storer. Namun Newton memfokuskan dirinya pada pelajaran dan kisah cintanya menjadi semakin tidak menentu dan putus begitu saja.

Keluarganya mengeluarkan Newton dari sekolah dengan alasan agar dia menjadi petani saja, bagaimanapun Newton tidak menyukai pekerjaan barunya.

Kepala sekolah King’s School kemudian meyakinkan ibunya untuk mengirim Newton kembali ke sekolah sehingga ia dapat menamatkan pendidikannya. Newton dapat menamatkan sekolah pada usia 18 tahun dengan nilai yang memuaskan.

Newton diterima di Trinity College Universitas Cambridge (sebagai mahasiswa yang belajar sambil bekerja untuk mengatasi masalah keuangannya). Pada saat itu, kurikulum universitas didasarkan pada ajaran Aristoteles, namun Newton lebih memilih untuk membaca gagasan-gagasan filsuf modern yang lebih maju seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. 

Ia kemudian menemukan teorema binomial umum dan mulai mengembangkan teori matematika yang pada akhirnya berkembang menjadi kalkulus. 


4. Charles Darwin


Lahir tanggal 12 Februari 1809 di Shropshire, Inggris. Ia anak ke-lima Robert Waring Darwin. Ia belajar sesuai dengan kurikulum berbahasa Yunani Klasik. Ia tidak memperlihatkan prestasi yang bagus secara akademik. 

Kemudian ia mengambil jurusan kedokteran tetapi tidak banyak memperoleh kemajuan. Untuk itu ia melakukan usaha lain agar bisa maju. Ayahnya menyarankan Darwin untuk menjadi pendeta dan belajar di Christ’s College untuk belajar teologi. 

Tetapi ia juga tidak memperoleh kemajuan, ia malah senang berburu dan permainan menembak. Ternyata Darwin mempunyai minat dalam mengkoleksi tanaman, serangga, dan benda-benda geologi. Ia tertarik dengan bakat berburu sepupunya William Darwin. 

Darwin mengembangkan minatnya dalam serangga dan spesies langka. Naluri ilmiah Darwin didorong oleh Alan Sedgewick, seorang ahli bumi, dan juga didorong oleh John Stevens Henslow, seorang professor botany. 

Darwin kemudian menjadi naturalist (pencinta alam) dan ikut melakukan ekspedisi dengan HMS Beagle. Tim ekspedisi HMS Beagle berlayar dan mengunjungi banyak negeri di lautan Pasifik Selatan sebelum kembali ke Inggris melalui Tanjung Harapan Baik di Afrika Selatan, dalam rangka mengelilingi dunia.

Darwin juga sangat dipengaruhi oleh pemikiran Thomas Malthus, dengan bukunya "Essay on the Principle of PopulationI". Buku tersebut mengatakan bahwa populasi seharusnya bertambah sesuai dengan batas persediaan makanan, kalau tidak maka akan terjadi persaingan untuk memperebutkan makanan. 

Setelah membaca buku ini, Darwin memfokuskan teorinya bahwa "The diversity of species centered on the gaining of food – food being necessary both to survive and to breed"- semua jenis spesies terfokus dalam memenuhi kebutuhan makanan dan makanan berguna untuk kelangsungan hidup dan untuk berkembang biak.


Inspirasi 

Dari paparan di atas terlihat bahwa sukses seorang ilmuwan berskala dunia tidak jatuh dari langit, atau diperoleh saat kelahirannya. Kesuksesan sebagai ilmuwan diperoleh melalui proses kreatif (belajar kreatif) selama hidupnya.

Tidak semua orang memiliki kemampuan berganda yang hebat, Einstein misalnya pada masa kecil tidak beruntung dengan kemampuan bahasanya, namun ia mengembangkan kemampuan yang lain. 

Einstein bisa melejit pada bidang matematika. Bagi kita, mungkin bisa melejit pada bidang olah raga, musik, organisasi atau pada bidang lain. 

Kesuksesan seorang anak juga akan terbentuk dengan dukungan orang tua seperti yang dialami Einstein, atau dukungan tokoh lain seperti yang dialami oleh Darwin. 

Tidak mungkin seseorang bisa sukses untuk skala nasional, apalagi untuk skala internasional kalau mereka tidak minat membaca. 

Newton membaca gagasan-gagasan filsuf seperti Descartes dan astronom seperti Copernicus, Galileo, dan Kepler. Darwin dipengaruhi oleh pemikiran (buku) Thomas Malthus, nah bagaimana dengan Anda? 

Orang bisa sukses karena memiliki karakter tidak mudah putus asa, Thomas Alfa Edison, misalnya, sangat tahan banting dan tidak suka mengeluh. Sebelum menemui sebuah lampu pijar yang bisa menyala, ia harus melakukan lebih dari 5.000 kali eksperimen di bengkel milik ayahnya. 


Bagaimana proses belajar kreatif para ilmuwan berskala internasional ?

Cukup mudah, yaitu miliki suatu bakat atau minat dalam bidang ilmu (misal dalam seni, fisika, kimia, sejarah, ekonomi, geografi, dll), kemudian kembangkan minat tersebut dengan belajar keras dan lakukan secara otodidak. 

Mintalah dukungan dari orang terdekat, termasuk guru. Miliki karakter yang tahan banting (tidak suka putus asa dan mengeluh), miliki minat dan kesenangan membaca yang mendalam untuk menambah wawasan. Untuk sukses maka diperlukan puluhan, ratusan atau ribuan kali latihan.

sumber: http://www.apakabardunia.com/2012/09/beginilah-cara-belajar-4-ilmuwan-yang.html

Jangan Ragu Menangkap Peluang


Alkisah seoran pemuda ingin menikahi gadis cantik, putri seorang petani. Pemuda itu datang pada si petani untuk meminta izin meminang anaknya. Si petani mengamati pemuda itu dan berkata, "Nak, pergilah ke padang itu. Aku akan melepaskan tiga banteng, satu per satu. Kalau kau bisa menangkap ekor salah satu dari tiga banteng itu, kau bisa menikahi putriku."

Pemuda itu berdiri di padang, menunggu banteng pertama.


 newenglander.smugmug.com


Pintu gudang terbuka dan keluarlah banteng yang bertampang paling sangar dan berukuran paling besar yang pernah dilihatnya. Pemuda itu memutuskan salah satu dari dua banteng yang lain pasti akan lebih baik dari yang satu ini. Dia pun berlari ke pinggir dan membiarkan banteng itu berlalu melewati padang hingga ke gerbang belakang.

Lalu, pintu gudang terbuka lagi. Tak disangkanya. Selama hidupnya, tak pernah dia melihat seekor binatang sebesar dan segalak ini. Banteng itu berdiri sambil mengais-ngais tanah, melenguh, dan air liurnya menetes, sementara matanya menatap tajam pemuda itu.

Bagaimanapun penampilan banteng berikutnya, pasti jadi pilihan yang lebih baik daripada yang kedua ini. Si pemuda pun berlari ke pagar dan membiarkan banteng kedua itu berlalu melewati padang, dan keluar menuju gerbang belakang.

Pintu kembali terbuka untuk kali ketiga. Seulas senyum muncul di wajah pemuda itu. Kali ini banteng yang muncul berukuran kecil dan paling lemah dan kurus kering yang pernah dilihatnya. Si pemuda yakin sekali inilah banteng untuknya. Ketika banteng itu berlari, si pemuda bersiap-siap hendak melompat di saat yang tepat. Dia pun berhasil menangkapnya...tapi sayangnya banteng itu tak punya ekor! 

Seperti itulah kehidupan, selalu penuh dengan peluang. Sebagian peluang akan terasa mudah dan ringan dikerjakan, tapi sebagian lagi akan tampak sulit dan berat. 

Terkadang kita suka menunggu dan melewatkan peluang-peluang yang datang, dengan harapan akan mendapat sesuatu yang jauh lebih baik. Sayang, peluang itu justru tidak akan pernah muncul kembali. Maka, berusahalah untuk menangkap peluang yang ada di depan mata, meski kelihatannya sukar dan berat.

Pesan Kehidupan Orang Tua dan Anak Kesayangannya


 
Anak: Tangan saya masih kecil. Tolong jangan mengharapkan kesempurnaan setiap kali saya merapikan tempat tidur, menggambar, atau melempar bola. Kaki saya masih pendek. Tolong perlambat agar saya bisa berjalan beriringan dengan Ayah / Bunda.

Orang Tua: Bukankah ayah menggendong kamu sedari kamu masih bayi? Tapi baiklah nak, asal kamu ingat memperlambat jalanmu ketika kami telah renta.

Anak: Mata saya belum melihat dunia seperti yang Ayah/ Bunda lihat. Tolong izinkan kami menjelajahinya secara aman. Jangan memberikan larangan yang tak perlu.

Orang Tua: Andai kamu melihat apa yang kami lihat, kau akan berharap tetap berada di rahim bundamu. Tapi baiklah nak, asalkan kau dapat menjaga pandanganmu.

Anak: Selalu akan ada saja pekerjaan di dalam rumah tangga. Saya masih kecil untuk waktu yang begitu singkat. Tolong luangkan lebih banyak waktu untuk menjelaskan dunia yang ajaib ini, dan lakukan secara tulus ikhlas.

Orang Tua: Bila waktu di dunia ini tak terbatas, tak ada tempat kami ingin habiskan kecuali bersamamu, nak. Tapi baiklah, asal kau tak bosan menjelaskan apa yang kami lupakan saat kami sudah pikun dan renta.

Anak: Perasaan saya masih halus. Tolong sensitif terhadap kebutuhan-kebutuhan kami. Jangan memarahi saya sepanjang hari. Ayah / Bunda pasti tak senang kalau dimarahi karena ingin tahu. Perlakukan saya seperti Ayah / Bunda ingin diperlakukan.

Orang Tua: Justru kami memperlakukan kamu agar kamu tak perlu tahu bagaimana buruknya kami diperlakukan. Tapi baiklah nak, asal kamu tahu bagaimana memperlakukan kami saat kami tak mampu lagi memperlakukan kamu dengan baik.

Anak: Saya adalah hadiah yang istimewa dari Tuhan. Tolong perlakukan saya sebagai harta berharga, berikan bimbingan untuk semua tindakan saya. Beri saya panduan tentang cara menjalani hidup dan mendisiplin saya dengan cara manis.

Orang Tua: Bukankah kami sudah berikan segalanya agar kamu menjadi sesuatu yang tak hanya berharga di mata kami, tapi di mata orang lain? Tapi sanggupkah kau berikan segalanya sekedar agar kami tak kesepian di hari tua?

Anak: Saya memerlukan dorongan dan pujian Ayah/Bunda untuk tumbuh. Tolong jangan cepat mencela. Ingat, Ayah/Bunda dapat mengkritik hal-hal yang saya kerjakan tanpa mencela saya.

Orang Tua: Kami ingat memuji kamu selalu di waktu kecil hanya untuk hal-hal sederhana seperti mengucap huruf dari A sampai Z, berhitung dari satu sampai sepuluh. Namun pernahkah kamu memuji kami untuk hal-hal sederhana seperti mengantarkan kamu ke sekolah, menyiapkan makan malammu, atau menemani kamu tidur di waktu malam?

Anak: Tolong beri saya kebebasan untuk membuat keputusan-keputusan menyangkut diri saya sendiri. Izinkan saya untuk gagal sehingga saya dapat belajar dari kesalahan-kesalahan saya. Lalu suatu hari, saya akan siap untuk membuat keputusan-keputusan yang dituntut hidup dari saya.

Orang Tua: Kami tak akan mengganggumu mengambil keputusan nak, kami hanya orang tua yang memberimu saran agar tidak bernasib seperti kami di masa depan. Tapi baiklah nak, selama kau tak keluar dari akidah…

Anak: Tolong jangan kerjakan segalanya untuk saya. Kadang, cara ini membuat saya merasa upaya saya tidak sesuai dengan harapan Ayah/Bunda. Saya tahu ini sulit, tapi tolong jangan membandingkan saya dengan saudara perempuan/ laki-laki saya.

Orang Tua: Baiklah nak, tetapi jika aku tak boleh melakukan segalanya untukmu, mengapa kau marah dan merajuk ketika tak mendapatkan apa yang kau inginkan ketika kami tak mampu memberikan?

Anak: Tolong jangan takut untuk pergi berakhir pekan bersama. Anak-anak perlu libur tanpa orangtua, sama seperti orangtua perlu libur tanpa anak-anak. Selain itu, berlibur hanya berdua adalah cara baik untuk menunjukkan kepada kami, anak-anak, bahwa perkawinan Ayah/Bunda sangat istimewa.

Orang Tua: Bagi kami kebahagian kami haruslah menjadi kebahagiaan kamu juga nak, tetapi baiklah kalau kau menganggap kebahagiaanmu harus menjadi milikmu sendiri.
sumber:  http://www.apakabardunia.com/2012/09/pesan-kehidupan-orang-tua-dan-anak.html